Aceh Barat – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh Irjen Pol Drs. Marzuki Ali Basyah, M.M. menjadi narasumber dalam Kuliah Umum Se-Barat Selatan Aceh yang digelar di Aula Auditorium Universitas Teuku Umar (UTU), Gampong Ujong Tanoh Darat, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Rabu (5/11/2025). Kegiatan ini dilaksanakan setelah sebelumnya Kapolda Aceh bersama jajaran melaksanakan Apel Tanggap Bencana di wilayah Barat Selatan Aceh.
Kuliah umum dengan tema “Polda Meutuah dan Green Policing” ini diikuti lebih dari 2.000 peserta, terdiri dari mahasiswa, dosen, civitas akademika, kepala sekolah, dan siswa SMA se-Barat Selatan Aceh.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, antara lain: Kasiter Korem 012/Teuku Umar Letkol Inf Sarasin Selianto, Kadis Pendidikan Aceh Barat Husensyah, S.Pd., M.Pd., Rektor UTU Prof. Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si., Ketua STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh diwakili Dr. Suharman, M.Si., Sekretaris II Dewan Ekonomi Aceh Dr. Nurlis Effendi, S.H., M.H., Kapolres Aceh Barat AKBP Yhogi Hadisetiawan, S.I.K., M.I.K., Danyonif 116/Garda Samudra Letkol Inf Ferry Ardian, S.Kom., M.Han., serta sejumlah pejabat Forkopimda dan pimpinan perguruan tinggi.
Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, doa, menyanyikan lagu kebangsaan, mars UTU, serta penayangan video profil UTU bertepatan dengan Dies Natalis ke-19 tahun 2025. Rektor UTU menyerahkan piagam penghargaan kepada Kapolda Aceh dan dilanjutkan penandatanganan MoU kerja sama UTU dan Polda Aceh di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Dalam pemaparannya, Kapolda Aceh menekankan potensi besar wilayah Barat Selatan Aceh pada sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, dan sumber daya mineral. Ia mengingatkan agar kekayaan alam ini dikelola bijak dan didukung iklim investasi kondusif untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
“Aceh memiliki kekayaan luar biasa, khususnya di Barat Selatan. Namun potensi itu harus diimbangi kerja sama dan keterbukaan terhadap investasi bertanggung jawab,” ujar Kapolda.
Kapolda juga menyebut Provinsi Aceh sebagai wilayah paling aman di Pulau Sumatera tahun 2025 berdasarkan survei BRIN. Hal ini menurutnya berkat sinergi aparat penegak hukum, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban.
Dalam kesempatan itu, Kapolda memperkenalkan visi dan misi “Polda Aceh Meutuah”, yaitu Masyarakat Ta Peulindong, Etika Tajaga, Ureung Meutuah, Tanggong Jaweub, Udep Sejahtera, Amanah Dalam Buet, Hukom Ta Patoh, sebagai pedoman membangun Polri yang profesional, humanis, dan berintegritas.
Selain itu, Kapolda menjelaskan konsep Green Policing, strategi kepolisian yang mengintegrasikan penegakan hukum dengan pelestarian lingkungan. Program ini mencakup pemberantasan pertambangan ilegal, edukasi masyarakat, dan penghijauan wilayah rawan kerusakan alam.
“Green Policing bukan sekadar penegakan hukum, tetapi membangun kesadaran ekologis. Polisi menjadi pelindung manusia sekaligus alam agar generasi mendatang tetap menikmati lingkungan bersih dan berkelanjutan,” tegas Kapolda.
Kapolda juga mengajak mahasiswa menjadi agen perubahan dalam menjaga keamanan dan kelestarian lingkungan, serta mendukung peran Polri dalam menjaga Harkamtibmas dengan semangat kolaboratif.
“Kepolisian tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh dukungan masyarakat dan mahasiswa untuk bersama-sama menjaga keamanan, menegakkan hukum yang adil, dan menciptakan lingkungan hijau serta damai di Aceh,” pungkas Kapolda.
Kegiatan berlangsung hingga pukul 12.10 WIB dalam situasi aman, tertib, dan penuh antusiasme, menjadi momentum memperkuat sinergi antara akademik dan kepolisian demi Aceh sejahtera, beretika, dan berkelanjutan melalui semangat “Polda Meutuah dan Green Policing.”










































